Lebak, sorotbanten.com | Bau tak sedap kembali muncul dari proyek pembangunan Asrama TNI yang dikerjakan oleh PT Wahana Karya Mandiri (WKM). Sejumlah pekerja di lapangan mengaku belum menerima gaji selama berbulan-bulan, sementara pihak perusahaan bungkam tanpa penjelasan. Proyek yang disebut bagian dari program BUMN itu kini menjadi sorotan karena diduga bermasalah dalam pengelolaan pembayaran upah.
Kondisi tersebut terjadi di dua lokasi proyek berbeda, yakni di Kabupaten Serang dan Lebak, Banten. Para pekerja di kedua titik mengaku sudah kehabisan kesabaran karena janji pembayaran terus molor dari waktu ke waktu.
“Pusing aku, gajian janji besok-besok terus. Istri nanya kapan gajian, tambah pusing. Teman-teman ada yang sebulan, ada juga yang lebih belum dibayar,” ujar M, salah satu pekerja, dengan nada kesal saat ditemui pada Sabtu (4/10/2025) lalu
Menurut M, puluhan pekerja lainnya mengalami nasib serupa. Bahkan, pekerja di bagian struktur baja juga belum menerima pembayaran.
“Di Lebak gak cair, Serang juga gak cair. Ada yang sebulan lebih belum dibayar, bahkan ada dari bagian struktur baja juga belum kelar,” jelasnya.
Situasi di lapangan semakin memanas karena pihak perusahaan dinilai tidak transparan dan terus memberikan janji palsu.
“Saya dijanjikan hari Selasa, tapi gaji belum turun. Semalam katanya Sabtu, mundur terus. Entah bangkrut atau bagaimana, gak tahu ini,” ungkap M dengan nada kecewa saat kembali dikonfirmasi, Rabu (22/10/2025).
Keluhan para pekerja menunjukkan adanya indikasi masalah keuangan atau manajemen internal di tubuh PT Wahana Karya Mandiri. Sementara proyek yang mereka kerjakan bersumber dari dana pemerintah melalui BUMN, publik mempertanyakan sejauh mana pengawasan dan tanggung jawab pihak pemberi proyek terhadap nasib pekerja di lapangan.
Sayangnya, hingga berita ini diterbitkan, Kepala Proyek PT Wahana Karya Mandiri, inisial E, tidak memberikan tanggapan meski telah dihubungi berulang kali melalui pesan singkat WhatsApp.
Para pekerja berharap hak mereka segera dipenuhi, mengingat mereka sudah bekerja keras di lapangan dengan risiko tinggi.
“Kami cuma minta hak kami. Jangan janji-janji terus, sudah sebulan lebih belum dibayar,” tegas M.
red