Tangerang, sorotbanten.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pakuhaji (RSPH) menunjukkan komitmen serius dalam upaya menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Hal ini ditunjukkan dengan berbagai inovasi dan pelayanan kesehatan yang dipaparkan pada ajang penilaian Revitalisasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) tahun 2025.
Direktur RSPH, dr. Umie Kulsum, menegaskan bahwa sebagai rumah sakit tipe C dengan akreditasi paripurna, pihaknya terus bertransformasi dalam memenuhi sarana dan prasarana layanan kesehatan, khususnya untuk mendukung program GSI.
“Berbagai fasilitas kami siapkan, mulai dari ruang laktasi, ruang operasi, ruang NICU, ruang nifas, kamar bersalin, hingga ruang ramah anak. Semua ini untuk memastikan layanan maternal dan neonatal berjalan optimal,” jelas dr. Umie di hadapan tim penilai, Selasa (16/9/2025).

Tak hanya menghadirkan layanan medis, RSPH juga mendorong kesadaran masyarakat melalui konseling kesehatan maternal, neo-maternal, dan edukasi pemberian ASI. Menurut dr. Umie, masih tingginya angka kematian ibu dan bayi harus ditangani secara kolaboratif.
“Kami menggandeng berbagai stakeholder, termasuk kelompok pendukung ASI, untuk menindaklanjuti pemberian ASI eksklusif dan pemenuhan gizi balita,” tegasnya.
Sebagai bagian dari inovasi, RSPH membuka layanan konsultasi online bersama dokter spesialis kandungan, dokter umum, dan bidan. Layanan ini diharapkan memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi kesehatan ibu dan anak tanpa harus selalu datang ke rumah sakit.
Selain itu, RSPH juga meluncurkan kendaraan “Kabu Baria” (Kami Antar Ibu Bahagia Bayi Ceria). Kendaraan ini difungsikan sebagai sarana operasional untuk membantu mobilitas ibu dan bayi dari keluarga kurang mampu yang membutuhkan layanan kesehatan.
dr. Umie menekankan bahwa revitalisasi GSI tidak boleh berhenti sebatas agenda seremonial. Menurutnya, gerakan ini harus menjadi langkah nyata dan berkelanjutan untuk mencetak generasi yang sehat dan kuat.
“Kami berharap semua pihak ikut mendukung agar Gerakan Sayang Ibu benar-benar berdampak pada penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Tangerang,” pungkasnya.
asp