banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500
News

Ketua FWS Siap Kawal Kasus Wartawan Diduga Disebut Rampok oleh Kepsek SMPN 9 Rangkasbitung

75
×

Ketua FWS Siap Kawal Kasus Wartawan Diduga Disebut Rampok oleh Kepsek SMPN 9 Rangkasbitung

Sebarkan artikel ini

Lebak, sorotbanten.com – Ketua Umum Forum Wartawan Solid (FWS), Aji Rosyad, menyatakan pihaknya siap mendampingi Yanto, wartawan media online Jes TV, yang diduga dilecehkan dengan sebutan “Rampok” oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 9 Rangkasbitung.

Insiden itu terjadi saat Yanto bersama rekan-rekannya tengah melakukan tugas jurnalistik untuk mengontrol kegiatan revitalisasi sekolah di Jalan Raya Ona-Cisemut Km 06, Desa Pasirtanjung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

“Saya sangat prihatin dan miris atas kejadian ini. Seorang Kepala Sekolah seharusnya memiliki moral yang baik, bukan justru melontarkan kata-kata yang tidak pantas, apalagi menyebut wartawan seperti gerombolan rampok,” tegas Aji Rosyad, Kamis (25/9/2025).

Menurut Aji, pernyataan tersebut tidak hanya melukai Yanto secara pribadi, tetapi juga mencederai seluruh profesi wartawan. Ia mengingatkan bahwa wartawan adalah pilar keempat demokrasi yang memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi publik serta dilindungi oleh Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999.

“Pekerjaan wartawan adalah mulia. Kami turun ke lapangan tanpa mengenal waktu untuk memperjuangkan hak masyarakat mendapatkan informasi. Pembangunan yang dibiayai pemerintah wajib dikontrol agar sesuai aturan dan spesifikasi. Kepala sekolah seharusnya mendukung, bukan justru melontarkan kata-kata yang melecehkan,” tegasnya.

Aji juga menilai ucapan tersebut berpotensi masuk dalam ranah hukum karena dianggap mencemarkan nama baik.

“Dalam KUHP terbaru, perbuatan menyerang nama baik seseorang bisa dijerat pidana hingga empat tahun penjara dan denda Rp750 juta. Kami siap mengawal proses pelaporan ini,” ungkapnya.

Sebagai Ketua FWS sekaligus Ketua JMSI Kabupaten Lebak, Aji menegaskan pihaknya berkomitmen membela marwah profesi wartawan tanpa membedakan organisasi.

“Meskipun Pak Yanto bukan anggota FWS, kami tetap berdiri di garda terdepan. Bila perlu, kami akan menggelar aksi moral sebagai bentuk keprihatinan atas buruknya sikap oknum Kepsek tersebut,” tambahnya.

Yanto bersama tiga rekannya mendatangi SMPN 9 Rangkasbitung untuk memantau proyek revitalisasi. Ia menemukan pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) meski terdapat spanduk kewajiban K3.

Saat mengkonfirmasi pihak pelaksana dan komite sekolah, tiba-tiba Kepala Sekolah datang dan diduga melontarkan kalimat dalam bahasa Sunda: “Wih loba amat ieu jiga rampog” (Banyak amat ini kayak rampok).

Perkataan itu sontak membuat para wartawan tersinggung. Meski sempat ingin meminta klarifikasi lebih lanjut, Yanto dan rekan-rekannya akhirnya memutuskan pulang karena merasa dilecehkan.

Hingga berita ini diterbitkan, media masih berupaya menghubungi Kepala Sekolah SMPN 9 Rangkasbitung untuk meminta konfirmasi terkait insiden tersebut.

red

banner 1000x500 banner 1000x500