Bogor, sorotbanten.com – Dugaan intimidasi terhadap pers kembali mencuat di Kabupaten Bogor. Seorang jurnalis di daerah tersebut mengaku menerima ancaman dari Kepala Desa Cipicung, Kecamatan Cijeruk, usai mempublikasikan berita yang berkaitan dengan kegiatan desa. Insiden ini sontak memicu sorotan tajam dari kalangan pers setempat yang menuntut perlindungan terhadap kerja-kerja jurnalistik.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa, (19/8/2025), ketika seorang jurnalis menerima panggilan telepon yang berasal dari ponsel salah satu staf Desa Cipicung. Namun, di ujung sambungan, bukan suara staf desa yang terdengar, melainkan suara Kades Cipicung.
Dengan nada tinggi, sang kades diduga melontarkan kalimat bernada ancaman. “SIA DIMANA AYEUNA, AWAS SIA KAPANGGIH JEUNG AING,” demikian petikan kalimat berbahasa Sunda yang diduga diucapkan oleh kades tersebut.
Jurnalis yang identitasnya dirahasiakan itu mengungkapkan bahwa ia hanya menjalankan tugasnya sebagai pewarta.
“Saya menelepon staf desa, tapi yang bicara malah kepala desa. Nadanya tinggi dan terkesan mengancam. Padahal kami hanya menjalankan tugas sebagai jurnalis,” ujarnya.
Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari Pemerintah Desa Cipicung terkait insiden tersebut. Awak media telah berupaya menghubungi Kades Cipicung untuk meminta klarifikasi, namun belum mendapatkan respons.
Menanggapi kasus ini, sejumlah organisasi pers di Kabupaten Bogor menyatakan keprihatinannya. Mereka menyerukan agar semua pihak menghormati kebebasan pers yang dijamin oleh undang-undang.
Pers memiliki peran vital sebagai pilar keempat demokrasi, yang berfungsi sebagai kontrol sosial dan sarana penyampaian informasi kepada publik. Dugaan intimidasi ini tidak hanya mengancam keselamatan jurnalis, tetapi juga merusak iklim kebebasan pers yang seharusnya dijunjung tinggi.
(andi)
