banner 1000x500 banner 1000x500
Pemerintahan

Ramaikan Pesisir Selatan, Festival Karang Kabua 2025 Jadi Simbol Persatuan Nelayan Banten

28
×

Ramaikan Pesisir Selatan, Festival Karang Kabua 2025 Jadi Simbol Persatuan Nelayan Banten

Sebarkan artikel ini

Lebak, sorotbanten.comGubernur Banten Andra Soni resmi membuka Festival Karang Kabua 2025 yang digelar di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Minggu (12/10/2025).

Festival yang telah menjadi tradisi tahunan masyarakat nelayan di pesisir selatan Banten ini berlangsung meriah dan penuh makna kebersamaan.

Dalam sambutannya, Andra Soni mengatakan bahwa Festival Karang Kabua merupakan momentum penting untuk memperkuat persatuan dan menumbuhkan semangat gotong royong di kalangan masyarakat pesisir.

“Saya ingin mengajak seluruh masyarakat menjadikan kegiatan ini sebagai ajang memperkuat persatuan, menumbuhkan semangat gotong royong, dan menjaga warisan budaya pesisir Banten Selatan,” ujar Andra Soni.

Menurutnya, selain menjadi bentuk rasa syukur dan pelestarian budaya, festival ini juga memiliki dampak besar terhadap perekonomian masyarakat lokal.

“Kami mendukung kegiatan ini karena menjadi bagian dari upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi baru dan melestarikan budaya. Khususnya kebiasaan baik yang tumbuh di masyarakat pesisir, dan ini sudah pasti dapat menggerakkan ekonomi masyarakat,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Banten menyampaikan apresiasi kepada para nelayan atas dedikasi mereka menjaga sumber daya kelautan dan perikanan agar tetap lestari.
Andra menegaskan, para nelayan memiliki peran strategis dalam menjaga ketahanan pangan daerah dan keberlanjutan lingkungan laut.

“Kita ingin masyarakat pesisir tidak hanya menjadi penonton tetapi menjadi pelaku utama dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkeadilan dan berkelanjutan,” imbuhnya.

Andra Soni juga memaparkan bahwa Provinsi Banten memiliki garis pantai sepanjang lebih dari 900 kilometer, dengan potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar — baik di Laut Jawa bagian utara maupun Samudra Hindia bagian selatan.

“Hasil tangkapan mencapai lebih dari 75 ribu ton per tahun, serta potensi di Samudra Hindia mencapai sekitar 656 ribu ton per tahun,” jelasnya.

Ia mengajak seluruh masyarakat dan nelayan untuk menjaga laut Banten sebagai sumber kehidupan dan identitas masyarakat pesisir.

“Ini merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa kepada kita. Tinggal bagaimana kita mengelola dan memanfaatkannya untuk kepentingan bersama dan keberlanjutan,” tambahnya.

Sementara itu, Dewan Pembina Forum Komunikasi Para Nelayan Bayah (Forkomba), Rafik Rahmat Taufik, menyampaikan bahwa Festival Karang Kabua tahun ini mengusung tema “Ngamumule Tali Paranti, Ngabengketkeun Tali Silaturahmi” yang berarti melestarikan tradisi dan mempererat tali persaudaraan antar nelayan.

“Alhamdulillah, festival ini mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat. Kegiatan ini telah berlangsung sejak tahun 2005, artinya sudah dua puluh kali kita laksanakan,” kata Rafik.

Ia berharap, kegiatan budaya yang sarat nilai gotong royong ini bisa masuk dalam kalender resmi event Provinsi Banten.

“Kami berterima kasih kepada gubernur yang telah hadir. Harapan kami, Festival Karang Kabua dapat menjadi agenda tetap tingkat provinsi,” ujarnya.

Sebagai penanda dimulainya festival, Gubernur Andra Soni melakukan ngecrik atau melempar jala ikan ke laut, sebuah tradisi khas nelayan Bayah yang melambangkan doa dan rasa syukur atas rezeki laut.

Dalam acara tersebut, Gubernur juga didampingi Ketua TP PKK Provinsi Banten, Tinawati Andra Soni, yang turut melepas ribuan benih ikan di muara bersama para nelayan.

red

banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500