Tangerang, sorotbanten.com – Genap 100 hari memimpin Kabupaten Tangerang, pasangan Bupati Mohamad Maesyal Rasyid dan Wakil Bupati (Wabup) Intan Nurul Hikmah secara transparan memaparkan progres awal dan komitmen jangka panjang mereka. Melalui forum silaturahmi dengan awak media di Vega hotel, Summarecon Serpong, Senin (16/6/2025).
Mereka memperkenalkan lima program unggulan yang menjadi arsitek pembangunan menuju visi Tangerang Gemilang: PRIMA, PROSFEK, SELARAS, TUNAS, dan SETARA.
Meskipun secara konstitusional tidak ada evaluasi 100 hari, Bupati Maesyal Rasyid menegaskan bahwa inisiatif ini menunjukkan keseriusan dan responsivitas kepemimpinan mereka sejak awal.
“Kami ingin menunjukkan bahwa sejak awal kami bekerja secara serius, hadir di tengah masyarakat, serta siap mendengar dan menjawab aspirasi rakyat,” ujarnya, didampingi Sekretaris Daerah Soma Atmaja dan Plt. Kadis Kominfo Prima Saras Puspa.
Sejak dilantik awal Maret 2025, Bupati Maesyal dan Wabup Intan disebut-sebut langsung tancap gas. Mereka diklaim aktif turun ke lapangan, menyerap aspirasi, dan menerjemahkannya menjadi kebijakan konkret. Fokus 100 hari pertama ini menjadi indikator awal arah kebijakan Pemkab Tangerang.
Kelima program unggulan ini dirancang untuk mengatasi tantangan multidimensional di Kabupaten Tangerang:
* PRIMA (Pemerintahan Inovatif, Maju, dan Smart): Reformasi Pelayanan Publik yang Menyentuh Langsung Masyarakat
Program ini berpusat pada pergeseran paradigma pelayanan publik, khususnya administrasi kependudukan. Dengan mengalihkan layanan Disdukcapil ke kantor kecamatan, Pemkab Tangerang berupaya memangkas birokrasi dan mempercepat proses. Inovasi “pengantaran dokumen mendesak” menunjukkan komitmen untuk mendekatkan layanan. Penerapan di tujuh kecamatan dan rencana perluasan ke seluruh wilayah menunjukkan ambisi pemerataan akses. Namun, keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur dan kapasitas sumber daya manusia di tingkat kecamatan.
* PROSFEK (Program Sosial Peningkatan Ekonomi Kerakyatan dan Daerah): Menggerakkan Roda Ekonomi dari Akar Rumput
PROSFEK menargetkan penguatan UMKM, sektor pertanian rakyat, dan generasi muda kreatif. Dengan memberikan pelatihan, akses permodalan, dan dukungan pemasaran – termasuk promosi di lokasi strategis seperti Bandara Soekarno-Hatta – program ini berpotensi besar untuk menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat. Tantangan utamanya adalah memastikan distribusi bantuan yang merata dan tepat sasaran, serta kemampuan produk lokal bersaing di pasar yang lebih luas.
* SELARAS (Sistem Lingkungan Aman, Ramah, dan Berkelanjutan): Menjaga Keseimbangan di Tengah Pembangunan Pesat
Di tengah pesatnya pembangunan di Kabupaten Tangerang, SELARAS berfokus pada keberlanjutan lingkungan. Penambahan ruang terbuka hijau, pembangunan tandon air, dan mitigasi perubahan iklim menjadi krusial untuk mencegah dampak negatif urbanisasi. Implementasi program ini akan memerlukan perencanaan tata ruang yang cermat dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran lingkungan.
* TUNAS (Talenta Unggul dan Generasi Sehat): Investasi Jangka Panjang pada Sumber Daya Manusia
TUNAS menjadi fondasi penting bagi masa depan Kabupaten Tangerang, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045. Peningkatan layanan Posyandu dan Puskesmas, penanganan stunting, dan inovasi pelayanan desa/kelurahan adalah langkah konkret untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sejak dini. Keberhasilan program ini akan diukur dari penurunan angka stunting dan peningkatan indeks kesehatan masyarakat.
* SETARA (Sistem Terpadu Ramah Anak): Memastikan Hak Pendidikan untuk Semua
Program SETARA menyoroti isu krusial pemerataan akses pendidikan dasar. Fasilitasi bagi 30 ribu siswa sekolah swasta yang tidak tertampung di sekolah negeri serta beasiswa bagi siswa berprestasi menunjukkan komitmen kuat terhadap pendidikan.
Momentum 100 hari ini, menurut mereka, bukanlah garis akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang. Pemkab Tangerang berkomitmen untuk menjaga konsistensi, memperkuat kolaborasi antar-pemangku kepentingan, dan terus membuka ruang partisipasi publik.
“Kami sadar masih banyak tantangan ke depan: ketimpangan wilayah, kemacetan, hingga persoalan lingkungan. Tapi dengan kerja bersama, kami optimistis visi Tangerang Gemilang akan terwujud,” pungkas Bupati Maesyal.
Hal senada dikatakan Wabup Intan mengatakan ini adalah langkah berani yang berpotensi mengurangi kesenjangan pendidikan dan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi anak-anak Tangerang.
“Pendidikan adalah prioritas utama. Kami ingin semua anak di Kabupaten Tangerang punya kesempatan yang setara untuk maju,” tegas Wakil Bupati Intan Nurul Hikmah.
Wabup Intan juga menekankan pentingnya keterbukaan terhadap kritik dan saran masyarakat. Mereka memandang kritik sebagai masukan konstruktif untuk perbaikan kebijakan.
“Kami bukan antikritik. Justru kami ingin tahu di mana kekurangan kami agar bisa segera diperbaiki. Masyarakat adalah mitra pembangunan,” jelas Intan.
(asp)