banner 1000x500 banner 1000x500
News

Miris! Janda Bersama Dua Anak Yatim di Lebak Hidup di Rumah Tak Layak Huni, Belum Pernah Tersentuh Bantuan Pemerintah

53
×

Miris! Janda Bersama Dua Anak Yatim di Lebak Hidup di Rumah Tak Layak Huni, Belum Pernah Tersentuh Bantuan Pemerintah

Sebarkan artikel ini

Lebak, sorotbanten.com | Di tengah gencarnya pembangunan dan kemajuan zaman, masih ada potret kehidupan rakyat kecil yang luput dari perhatian. Nuraeni Nung (48), seorang janda dengan dua anak yatim, warga Kampung Kiarapyaung, Desa Tambak, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, harus bertahan hidup di rumah yang jauh dari kata layak huni.

Di atas tanah kecil, berdiri gubuk berukuran sekitar 5×3 meter dengan dapur setinggi 135 cm. Lantai rumahnya hanya beralas bambu rapuh, sementara dindingnya tersusun dari kayu bekas dan potongan bambu yang ditutup sarung lusuh untuk menahan angin malam.

“Kadang abdi gawe ngerik, ngurut, motongan awi, kadang kuli ngaduk bangunan, itupun kalau ada yang nyuruh,” tutur Nuraeni lirih saat ditemui awak media pada Rabu (5/11/2025).

Karena usianya yang tak lagi muda dan dua anak yatim yang masih harus makan, Nuraeni kerap bergantung pada uluran tangan tetangga. Ia mengaku belum pernah menerima bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah, baik dalam bentuk sembako, bantuan tunai, maupun program perumahan.

Untuk sekadar menyambung hidup, Nuraeni mengandalkan apa yang bisa ia temukan di sekitar rumahnya. “Biasana mah ngadahar daun kelor, daun singkong, atawa kangkung tina kebon deukeut dieu,” ujarnya.

Rumah sederhana yang ditempatinya kini sudah berdiri hampir 17 tahun, dibangun dengan alat dan bahan seadanya hasil kerja keras sendiri. Kini kondisi bangunannya kian memprihatinkan.

“Sedih saya, di sini enggak punya apa-apa. Gubuk juga rusak, kalau hujan bocor semua. Jarang ada yang mau mempekerjakan,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Potret kehidupan Nuraeni menjadi cerminan bahwa masih ada masyarakat di pelosok Lebak yang belum tersentuh program pemerintah, khususnya dalam bidang perumahan layak huni dan perlindungan sosial bagi keluarga rentan.

Ia berharap ada perhatian dan kepedulian dari pihak pemerintah daerah, relawan kemanusiaan, maupun para dermawan. “Mudah-mudahan aya nu ningali, aya nu nulungan, abdi hoyong pisan boga imah anu teu bocor lamun hujan,” harapnya.

Kini, Nuraeni dan kedua anaknya hanya bisa menunggu tangan-tangan baik yang tergerak membantu, agar mereka bisa hidup lebih layak dan aman di sisa usianya.

ds ar

banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500 banner 1000x500